Bupati Nganjuk Hadiri Peringatan Hari Santri di Ponpes Al-Mardliyah Mojosari, 3 Tokoh Nasional Turut Serta
Nganjuknews.com
– Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi, menghadiri Peringatan Hari Santri Nasional
2025 yang digelar di Pondok Pesantren Al-Mardliyah Mojosari, Kabupaten Nganjuk,
Kamis 23 Oktober 2025.
Acara tersebut turut dihadiri tiga tokoh nasional,
yakni Menteri Kelautan dan Perikanan RI Sakti Wahyu Trenggono, Menteri
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI Arifatul Choiri Fauzi, serta
Utusan Khusus Presiden RI Raffi Farid Ahmad.
Selain itu, hadir pula Gubernur Jawa Timur, Khofifah
Indar Parawansa, Wakil Bupati Nganjuk Trihandy Cahyo Saputro, Forkopimda, serta
para kiai dan pengasuh pondok pesantren se-Kabupaten Nganjuk.
Kehadiran para pejabat pusat dan daerah ini menjadi
wujud sinergi antara pemerintah dan kalangan pesantren, dalam memperkuat peran
santri sebagai penjaga nilai-nilai kebangsaan.
Dalam sambutannya, Kang Marhaen, sapaan karib Marhaen
Djumadi, menegaskan pentingnya pendidikan karakter dan keagamaan sebagai
pondasi membangun daerah.
“Pendidikan membangun daerah dimulai dari membangun
karakter, keagamaan, dan mental. Para santri harus turun ke masyarakat,
memberikan pencerahan keilmuan dan akhlak,” ujar Kang Marhaen.
Sementara Menteri PPPA, Arifatul Choiri Fauzi, menyampaikan
apresiasi atas kiprah Ponpes Al-Mardliyah yang telah berdiri lebih dari tiga
abad dengan lebih dari 5.000 santri.
Ia mengajak seluruh pihak untuk meneruskan
perjuangan para ulama dan syuhada yang telah membangun peradaban ilmu di
pesantren.
Menteri KKP, Sakti Wahyu Trenggono, dalam kesempatan
itu juga mengingatkan pentingnya menjaga kelestarian laut, serta berkomitmen
mengirimkan satu ton ikan setiap bulan untuk pondok pesantren di Nganjuk
sebagai bentuk dukungan nyata.
Adapun Utusan Khusus Presiden, Raffi Ahmad, berpesan
agar para santri tetap adaptif terhadap perkembangan zaman.
“Doa itu nomor satu, tapi santri juga harus melek
digital. Tak lupa pendidikan tinggi juga harus diiringi akhlak dan karakter
yang kuat,” tutur Raffi Ahmad.
Acara ditutup dengan suasana kebersamaan khas pesantren, yakni makan bersama santri di nampan, sebagai simbol kesederhanaan, keakraban, dan persatuan antara pejabat dan santri.
