Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tepis Dugaan Pemotongan, DPRD Nganjuk Pastikan MBG Sesuai Skema Pembiayaan

Pimpinan DPRD Kabupaten Nganjuk bersama massa Forum Peduli Masyarakat Nganjuk (FPMN) usai audiensi di DPRD Nganjuk, Selasa 18 November 2025

Nganjuknews.com – DPRD Kabupaten Nganjuk menegaskan tidak ada pemotongan anggaran dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Nganjuk.

Penegasan itu disampaikan usai aksi unjuk rasa Forum Peduli Masyarakat Nganjuk (FPMN) di Kantor DPRD Nganjuk, Selasa 18 November 2025.

Dalam aksi tersebut, massa menyuarakan dugaan ketidaksesuaian anggaran porsi dan distribusi layanan MBG di lapangan.

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Nganjuk, Jianto, mengatakan dugaan pemotongan anggaran muncul karena kurangnya pemahaman dan informasi yang diterima masyarakat terkait skema pembiayaan MBG.

“Tidak ada pemotongan. Ini hanya kurang pemahaman soal sosialisasi ke masyarakat. Dikira porsinya Rp15.000. Padahal porsi besar itu Rp10.000, porsi kecil Rp8.000, dan Rp5.000 digunakan untuk operasional dan sewa dapur,” jelas Jianto.

Selain anggaran, massa FPMN juga mempertanyakan pemerataan Satuan Pelayanan Pemberian Gizi (SPPG) di beberapa kecamatan.

Menanggapi hal itu, Jianto menyatakan perbedaan distribusi terjadi karena kesiapan dapur di setiap wilayah memang tidak sama.

“Kalau dapurnya sudah siap, daerah sekitar bisa terpenuhi SPPG-nya. Ini sedang digenjot Presiden agar targetnya segera terpenuhi,” ujarnya.

Menurut Jianto, target SPPG di Kabupaten Nganjuk mencapai 94–95 titik. Dari jumlah tersebut, sekitar 50 titik sudah mengantongi izin, dan 30–35 titik di antaranya telah beroperasi.

Ia optimistis seluruh penerima manfaat MBG di Nganjuk dapat terlayani pada Desember 2025.

Jianto juga menyampaikan apresiasi atas kritik dan masukan yang disampaikan dalam aksi tersebut.

“Alhamdulillah kita sinergi. Tidak masalah ada demonstrasi. Kritik yang membangun itu tidak masalah,” katanya.

Ia memastikan seluruh masukan terkait menu, porsi, hingga kebutuhan tenaga ahli akan disampaikan kepada pihak terkait sebagai bahan evaluasi.

Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Nganjuk, Tatit Heru Tjahjono, yang turut menemui peserta aksi, menegaskan informasi terkait porsi MBG yang disebut hanya bernilai Rp6.000 perlu diluruskan.

“Tadi sudah dijelaskan, untuk SD kelas 4 sampai SMA itu Rp10.000. Untuk kelas 1 sampai kelas 3 (SD) memang Rp8.000,” terang Tatit.

Tatit menambahkan pihaknya bersama Satgas dan pengelola MBG akan memperkuat pengawasan, termasuk menerima masukan teknis dari publik terkait pelibatan ahli gizi, ahli masak, dan ahli pangan.

“DPRD juga ikut mengawal. Nanti kami sampaikan kepada teman-teman seluruh anggota DPRD agar ikut mengawasi dan mengontrol di dapil masing-masing,” ujarnya.

Ia menegaskan aspirasi dari Forum Peduli Masyarakat Nganjuk akan menjadi bahan evaluasi bersama agar MBG di Nganjuk tetap berjalan sesuai standar.

“Harapan kami Nganjuk tetap aman dan terkendali. Ketika ada temuan di lapangan, akan kita lihat dan tindak lanjuti bersama,” tutupnya.