Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kala Budi Daya Cupang Jadi Tren saat Pandemi Covid-19

Ubah Laku, Magelang, Kabupaten Magelang, Covid-19, Pandemi Covid-19, Cupang

Magelang – Budi daya Cupang, ikan hias yang biasa diadu, kini tengah ngetren terutama di masa pandemi Covid-19. Memelihara Cupang sedang digemari khalayak, karena perawatan ikan jenis ini tergolong mudah.

Oleh karenanya, tak heran bila minat masyarakat untuk memelihara Cupang meningkat.

Permintaan Cupang yang meningkat saat pandemi Covid-19 dibenarkan salah satu pembudi daya Cupang asal Lembah Asri, Kelurahan Sumberrejo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Adi Krisnanda.

Menurut Adi, pemeliharaan Cupang yang mudah memang menjadi daya tarik tersendiri terutama bagi pemula yang ingin mengikuti kontes Cupang.

“Pemeliharaannya (Cupang) yang mudah, cukup dengan air bersih yang diganti seminggu sekali, menjadi hal yang menarik bagi pemula yang ingin memiliki hewan peliharaan,” kata Adi kepada wartawan beberapa waktu lalu.

“Terlebih bagi yang berniat ikut kontes, maka mampu menaikan harga atau pamor ikan tersebut,” lanjut dia.

Sebagai pembudi daya Cupang, Adi juga sudah sering mengadakan kontes Cupang. Untuk itu, ia memberikan beberapa tips supaya Cupang yang diikutkan dalam kontes dapat tampil prima.

“Gen atau indukan harus bagus, maka keturunan ikan akan bagus. Pemberian pakan yang bagus pakai kutu air sama jentik nyamuk. Air harus sering diganti meskipun tahan selama satu minggu, dengan Ph air 7,” tutur Adi.

“Dan (Cupang harus) sering dilatih pakai stick diarahkan ke wadah ikan, agar mental ikannya jadi. Tanda mental ikan jadi adalah insang ikan mengembang, dan ikan mendekat pada stick yang disentuhkan pada wadah,” lanjut dia.

Sementara untuk urusan penilaian dari para juri, kata Adi, biasanya berdasar pada proporsi fisik dengan standar kontes nasional Indonesia. Di antaranya ekor bukaan 180 derajat minimal, badan bagus, dasi atau sirip ikan bagian bawah bagus.

“Kalau dalam kontes Cupang ada beberapa kelas, di antaranya adalah kelas salon dan kelas nonsalon (alami). Untuk kelas salon, maka ikan akan dirapikan sirip atau ekornya dengan teknik bius,” papar Adi.

Adi melanjutkan, dalam setiap kontes Cupang, rerata peserta membawa lebih dari satu ekor.

“Soalnya semakin sering kontes, permintaan (Cupang) semakin banyak juga. Jadi biasanya ikan yang sudah pernah kontes dan kalah, cenderungnya owner pasti cari yang baru lagi,” sebutnya.

“Kalau untuk pembudi daya Cupang kontes di Magelang sekitar 10-15an, harganya mulai dari ratusan ribu hingga jutaan. Kalau jenis Cupang biasa paling harga Rp5.000-an,” pungkas Adi.

Editor: Usman H