Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Buka Job Fair 2025, Kang Marhaen Targetkan Penurunan Angka Pengangguran di Nganjuk

Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi, saat memberikan sambutan dalam acara Job Fair 2025 di area indoor GOR Bung Karno, Begadung, Nganjuk, Rabu 11 Juni 2025

Nganjuknews.com – Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi, secara resmi membuka Job Fair 2025 yang digelar di area indoor GOR Bung Karno, Begadung, Nganjuk, Rabu 11 Juni 2025.

Acara yang diselenggarakan oleh Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Nganjuk ini bertujuan memfasilitasi pertemuan antara pencari kerja lokal dengan perusahaan, sekaligus menjadi salah satu program prioritas pemerintah daerah dalam menurunkan angka pengangguran dan kemiskinan.

Job Fair yang berlangsung selama dua hari pada 11-12 Juni 2025 ini menawarkan 3.661 lowongan kerja dari sekitar 50 perusahaan yang berpartisipasi, termasuk PT Federal International Finance, Dealer Resmi Yamaha Timbul Jaya Nganjuk, PT Lotus Indah Textile Industries, dan PT AXA Financial Indonesia.

Kang Marhaen, sapaan karib Marhaen Djumadi, menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh perusahaan yang telah mendukung kesuksesan job fair kali ini.

Setelah pembukaan, Kang Marhaen menjawab pertanyaan awak media terkait isu strategis, seperti masalah penahanan ijazah dan anggapan bahwa job fair hanya formalitas.

"Job fair ini adalah upaya kita untuk mengurangi pengangguran dan mengentaskan kemiskinan, sesuai komitmen kami dalam program prioritas Kabupaten Nganjuk," tegas Kang Marhaen.

Ia juga menambahkan bahwa Pemkab Nganjuk telah memiliki aplikasi Nganjuk Smart City, yaitu Nganjuk Mergawe, namun tidak semua pencari kerja dapat mengakses teknologi tersebut.

"Bagi kami, tidak ada istilah bursa kerja hanyalah formalitas, kami Pemkab Nganjuk all out memfasilitasi acara ini," imbuhnya.

Kang Marhaen berkomitmen untuk mengadakan job fair minimal dua kali dalam setahun. Ia juga menekankan pentingnya komunikasi dengan APINDO dan unsur perusahaan di Nganjuk untuk mencegah praktik penahanan ijazah dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

"Kita juga meminta perusahaan yang berlokasi di Nganjuk untuk memprioritaskan warga Nganjuk. Kuncinya sosialisasi dan komunikasi," jelasnya.